IBL tanpa Turnamen

Semakin sedikit saja jatah pertandingan yang diikuti kontestan Indonesian Basketball League (IBL). Sebab, PB Perbasi dan Mahaka selaku promotor IBL memastikan tak adanya turnamen pada musim depan.
Dalam rangkaian IBL, sebelumnya pada setiap musim memang diselenggarakan dua even, turnamen dan liga. Seperti halnya liga, turnamen juga memiliki juara yang tahun lalu dimenangkan oleh Garuda Bandung. Bedanya, turnamen biasanya dijadikan ajang pemanasan bagi setiap tim sebelum berlaga di liga.
Kepastian penghapusan turnamen IBL itu disampaikan Ketua Dewan Komisaris IBL Bella Erwin Harahap. Dari penelusuran yang dilakukan pria yang akrab disapa Ade Bella itu, promotor dan PB Perbasi beranggapan bahwa tanggung jawab mereka adalah liga, bukan turnamen.
“Kami sedikit kecewa. Sebenarnya, liga dan turnamen itu kan satu paket. Kalau dihilangkan salah satunya, tentu akan mengurangi esensi dari kejuaraan ini secara keseluruhan,” kata Ade Bella di Jakarta kemarin.
Meski hanya pendukung, Ade Bella melihat peran turnamen sangat besar. “Di sana, tiap tim akan bisa melirik kekuatan lawan, sehingga mereka bisa memetakan kekuatan sebelum tampil dalam liga,” bebernya.
Musim lalu, turnamen digeber akhir tahun, sekitar November. Format itu sedikit berbeda dari musim sebelumnya yang digeber di awal tahun. Sayang, Hasani Abdulgani, direktur Mahaka, tidak dapat dikonfirmasi mengenai masalah tersebut karena sedang berada di Singapura.
Terpisah, juara bertahan turnamen Garuda Bandung menyesali penghapusan even itu. “Tanpa turnamen, klub-klub akan semakin minim mengasah kemampuan,” ujar Raoul “Ebos” Miguel Hadinoto, pelatih Garuda.
Dengan adanya turnamen, setiap klub akan melakoni paling banyak 32 pertandingan. Dengan catatan, klub itu bisa lolos ke final turnamen IBL sekaligus menembus final liga yang berformat the best of five. Dengan dihapuskannya turnamen, praktis separo pertandingan akan hilang.
Ferry Jupri, manajer Muba Hangtuah Indonesia Muda, berpendapat sama. Meski sampai kemarin belum mendapatkan pemberitahuan resmi dari Dewan Komisaris IBL, dia menyatakan akan sangat dirugikan jika hal itu benar-benar terjadi. “Turnamen dan liga sudah paket yang tak terpisahkan. Kami yang memiliki banyak pemain muda tentu berharap frekuensi pertandingan yang banyak. Eh, ini malah dihapus,” ujarnya. (vem/ang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan lah komentar anda